Goda-Gado dan Unag-Uneg

15 Februari, 2011

Mengapa?

Filed under: Uncategorized — palguno @ 8:29 PM

Mengapa? Mengapa? dan Mengapa? Itulah pertanyaan yang sering muncul belakangan ini. Mengapa negara ini masih ketinggalan dengan negara lain, mengapa negara ini masih disebut sebagai negara berkembang (sebenarnya ada yang menyebut negara miskin), mengapa negara ini sulit bersaing dengan tetangga kita.

Masih banyak “mengapa” yang selalu muncul. Mungkin karena banyak hal yang membuat bingung dan banyak pula hal yang tidak terjawab, makanya masih selalu muncul pertanyaan “mengapa?”. Atau bahkan jawaban yang diberikan justru menimbulkan “mengapa” susulan.

Mengapa banyak koruptor di negeri ini, mungkin karena mereka pingin cepet kaya. Mengapa koruptor mengambil uang rakyat, mungkin karena mereka tidak tahu bahwa ada rakyat di negeri ini. Mengapa koruptor sulit dihukum, mungkin karena yang menghukum juga diberi “mantra mengapa”. Yah, mungkin saja penegak hukum kena mantra mengapa, yaitu mengapa tidak ikut korupsi juga. Akhirnya terbuka peluang untuk kongkalikong, suap menyuap, antara koruptor dan penegak hukum.

Mengapa para pemimpin ragu-ragu mengambil keputusan untuk penegakan hukum, mungkin mereka bingung dengan banyaknya hukum di negeri ini. Mengapa mereka bingung dengan aturan hukum, mungkin mereka takut aturan hukum itu juga akan kena mereka sendiri. Mengapa takut, yah mungkin karena mereka memang patut kena hukuman.

Mengapa banyak terjadi kejahatan di negeri ini, mungkin karena penjahat tidak takut kena hukuman. Mengapa mereka tidak takut kena hukuman, mungkin karena mereka dilindungi penegak hukum. Mengapa bisa terjadi begitu, yah kan biar saling melindungi dan saling menguntungkan. Lalu kalau mereka untung, yang rugi siapa? Yang rugi ya masyarakat. Mengapa masyarakat yang harus rugi, yah namanya juga ada untung ya ada rugi, kasihan dunk masyarakat, karena kebagian ruginya aja.

Mengapa banyak terjadi kerusuhan antar warga, mungkin ada penggeraknya. Mengapa ada yang mau jadi penggerak kerusuhan, mungkin karena mereka merasa dirinya “Tuhan”. Mengapa ada yang merasa ingin menjadi Tuhan, mungkin karena mereka memang tidak ber-Tuhan.

Mengapa masih banyak rakyat yang miskin, mungkin karena para pemimpin negeri ini lupa bahwa masih ada rakyat di negerinya. Mengapa mereka lupa, mungkin mereka sibuk memikirkan uang untuk mengembalikan utang selama kampanye. Mengapa kampanye harus berutang, mungkin karena mereka ingin berkuasa tapi tak punya uang.

Jadi, kapan “mengapa” itu mendapat jawaban? Mungkin….., mungkin kalau negara ini berganti rakyat dan pejabatnya. Mengapa harus diganti semua, mungkin….

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.